AYAM BAKAR ABANG MONO


Mau nyobain nulis pake ‘gue’ biar ga terkesan terlalu lembut kalau ‘aku’ dan ga formal juga jika ‘saya’.

Kata orang gue itu kaku tapi ga seperti batu juga sih yang ditanya malah membeku. Wait … ga enak banget rasanya pake ‘gue’ bukan aku banget. Skip deh.

Jadi, ada banyak orang baik disekelilingku, Alhamdulillah bersyukur sekali Allah dekatkan dengan orang-orang baik.

Engga ada maksud apapun dari tulisan ini, hanya ingin mengabadikan moment melalui sebuah tulisan tentang ketulusan sebelum tua termakan usia lalu terganti memory baru.

Dia adalah seorang Kakak buat aku, dia adalah keluarga dalam keasinganku. Mengenalnya tidak lebih dari setahun saat menulis ini. Dia itu menyebalkan sekali, sungguh. Mulutnya bisa mengeluarkan berbagai macam kalimat tidak terduga. Parah! Kalau ngomong seperti ga disaring dulu, asal jeplak asal ada bunyinya. Namun terlepas dari gaya bahasanya, dia itu cute. Eh, apa? Cute? Kata cute terlalu halus sejatinya.

Siang itu di Kedai, aku nangis begitu saja sambil nunggu Mas-mas yang pake kaos bertuliskan ‘Mas Mono’ untuk menyajikan ayam bakar pesanan kami. (Aku lupa nangis karena apa, mungkin karena kasian sama si ayam, udah di potong dibakar pula).

“Heh, Lu malu-maluin aja nangis disini”

Asli, aku itu lembut lebih lembut dari sutra (yang percaya sesat) mudah banget rasanya ngeluarin air mata padahal cuma karena hal-hal kecil, pokoknya ini hati mudah banget tersentuh. Tapi suer ini bukan karena ayam yang dipotong, dibakar terus disantap pake nasi sebakul.

“Ya jangan ngomong dulu makanya, jangan ditanya kenapa”

“Lagian Lu apa-apa mellow, kaya Kakak gue Lu … terharuan dikit-dikit mewek”

“Ya mana aku tahu, air matanya keluar sendiri tanpa diperintah” kalo bahasa sundanya nyurucud wae.

“Hadeuh dasar bocah, nanti kita cari jalan keluarnya sama-sama”

Eh, denger dia bilang “Kita cari jalan keluarnya sama-sama” malah bikin nangisnya ga mau henti. Haha, Ya Allah ternyata orang baik itu ada dimana-mana. Ini pasti karena doa Mamah yang selalu minta pada-Nya agar aku didekatkan dengan orang-orang baik.

Dia bukan cuma baik tapi juga strong, tulus sekali manusia yang mulutnya pedas kaya cabe kering itu. Teruntuk my Kakak from another Enyak sama Babeh I love you full, (Aslinya aku ga pernah mau manggil Kakak walau dia selalu meng-Kakak-an. Udah panceug manggilnya Mbak dan ga bisa dirubah-rubah. Kata dia gue kaku! Ya biarin,  makanya butuh pencair bukan orang yang malah sama-sama batu, Lah?).

Pengumuman : Selain dia bilang gue kaku, dia juga sering bilang “Lu Deso deh”.


Banyak kalimat pedas dan nyelenehnya yang ingin aku tulis disini, ga enak didengar sih (kalo kamu ga kenal dia) tapi setelah tahu dia gimana, bawaanya pengen ketawa aja kalo ada orang yang lagi dia bully (Just kidding, ujung-ujung kami .. aku, dia dan mereka tertawa bersama kok).

Pada akhirya disini aku hanya ingin berpendapat, kita tidak bisa menilai seseorang hanya berdasarkan cover nya saja. Kita ga bisa men-judge seseorang hanya lewat penampilan atau gaya bahasanya saja. Apalagi cuma dari caption-caption ig yang ada batas maximumnya.

Sekian … dan aku mau inget-inget dulu kalimat apa saja yang biasanya meluncur dari mulutnya dia. Next kita lanjut cerita tentang manusia ini yang bila kamu mengenalnya itu berarti kamu salah satu makhluk Tuhan yang beruntung.

-END-


Keluar topik dikit dan ga ada sangkut pautnya sama postingan di atas “Kamu tidak pernah benar-benar mengenal sahabatmu sebelum kamu berkunjung dan bertemu keluarganya”.  Besok-besok, aku mau bahas ini.




Waktu menunjukan pukul 09.37 PM, mari bersiap tidur.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESEPSI!!! What the hell?

Ramadhan ke 2

Dari Khalisa Untuk Ayah