Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

Kembali Ketitik Awal

Gambar
Semua kepenatan perlahan pudar terkikis waktu. Hujan air mata telah berganti senyum menghias dunia. Kesakitan purna menjelma cahaya. Awan tak lagi mendung. Mentari telah kembali bersinar. Senyum merekah indah di garis wajah nan ayu. Waktu telah mengembalikan diriku. Kini izinkan aku merangkai kata karena mengingatmu, sekedar mengingatmu, sekedar menulis kisah untuk keabadian jika benar pernah ada rasa. Bukan karena merindu. Cinta saja tidak cukup menyatukan dua insan yang saling mencintai. Tidak cukup hanya sekadar saling memiliki rasa. Untuk apa saling mencinta dan saling memilki rasa jika yang tercipta justru duka? Sulit dijelaskan namun begitu adanya. Dua hati yang saling memiliki rasa namun selalu saja ada yang terluka. Itu kita. Berlarut-larut dalam asa yang terlanjur mengakar di hati. Sulit lepas dari segala bayang dan angan. Setiap detik, menit, jam dan dalam ribuan hari terjebak dalam dimensi yang tak dimengerti, berisi sesak, gelisah, rindu, cemburu dan bany

Akibat ‘BAPER dan CAPER’

Gambar
Jika hanya sekedar bercanda mengapa membawa saya sejauh ini. Tidakkah tuan mengerti jika tidak selamanya hati bisa diajak bercanda.                 Tuan, sungguh terima kasih sekali telah membuat saya jatuh cinta. Terima kasih sekali karena berkat anda saya bisa merasakan rindu. Terima kasih. Karena anda, saya tahu rasanya cemburu. Terima kasih untuk kisah kemarin. Terima kasih untuk sebaris senyum yang sempat tuan ukir manis di wajah ini. Tuan, saya mengerti. Saya paham akan pepatah yang mengatakan jika seorang pria tidak akan tahan rasa ‘sepi’ seorang pria tidak tahan sendiri. Maka tak heran jika mereka seorang pria akan dengan sangat mudah berpindah kelain hati. Ya, saya paham pepatah itu. Dan saya paham, ketika itu saya hanya menjadi pilihan kedua saat tuan merasa sepi lalu menjadikan saya sebagai bahan candaan penawar rasa sepi anda. Tuan, tahukah anda, jika cara bercanda tuan telah membuat saya terluka? Tahukah tuan, jika beribu hari saya habiskan untuk meny

ASMA NADIA

Gambar
Suka menulis tapi tida suka membaca. Loh? Begini jadinya jika itu terjadi. Siapa gerangan Asma Nadia? Dia telah mencuri hati seorang pria yang say kagumi. Dan membuat saya patah hati. Masa SMK. Masa paling indah bagi pecinta. Masa dimana dunia terasa warni-warni bagai pelangi. Masa yang penuh keindahan. Masa-masa remaja. Saat itu saya masih duduk di bangku SMK kelas XI. Seorang siswi biasa yang tidak banyak dikenal di lingkungan sekolah dan terbilang pendiam. Lain dari pada yang lain untuk urusan percintaan rasanya tidak ada di masa putih abu yang saya lewati. Tidak ada cerita cinta yang menguntit dalam kisah tiga tahun yang lalu itu. Tapi setelah diingat-ingat lagi ternyata saya pernah patah hati sewaktu SMK dulu. Dan itu berarti saya pun pernah Jatuh cinta sebelum patah. Setelah satu tahun lulus SMK, dan bertemu sahabat yang baru pulang dari rantau kami bercerita ini itu layaknya seorang gadis. Obrolannya tak jauh-jauh dari masalah asmara, cinta, laki-lak