Yesi Noor Aku dinikahi seorang yang asing bagiku, dia bagaikan pangeran yang kaya raya membawaku kedalam istananya, dia berhati mulia dengan menerima keadaanku yang kala itu setengah gila karenamu, terlebih setelah kecelakaan maut merenggut sebagian ingatanku, dia dengan sabar mendampingi dan mencintaiku yang gila. Namun semua itu tidak mampu membuatku mencintainya, nafasku masih selalu menyebut namamu yang tak pernah kembali, dimana kamu? baikkah kau disana? Masih ingatkah denganku? Ini salahmu, dulu, kau datang dan pergi sesuka hatimu, tanpa kamu sadar jika aku ini wanita, yang bisa saja lelah dan terluka akan sikapmu. Lalu kau kembali datang setelah sekian lama berlayar, datang memberi setumpuk harapan, mengajariku menyusun masa depan, satu persatu ketakutan mampu kau hilangkan dengan tutur manismu yang penuh keyakinan. Berlalu dengan sangat cepat, kau menghilang setelah berhasil tanamkan harapan itu dalam hatiku, kau menghilang dan ku harap tak usah kembali.